HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN FILSAFAT PENDIDIKAN, AGAMA
DAN KEBUDAYAAN
A.
Hubungan
Filsafat dengan Agama
Beberapa pendapat para ahli tentang
hubungan filsafat dengan agama, yaitu:
a)
Ada
yang mengatakan filsafat dan berpangkal dari wahyu dari Tuhan konsekuensinya
adalah filsafat bukanlah suatu ilmu yang berdiri sendiri, yang otonom, tidak
berdasarkan kodrat akal budi manusia, melainkan sama sekali tergantung dari dan
ditentukan isinya oleh agama. Eksitensi filsafat menjadi “filsafat agama”,
dibagi menjadi dua macam yaitu:
·
filsafat
agama yang pada umumnya adalah hasil pemikiran dasar-dasar agama yang bersifat
analitis rasional dan kritis, tapi bebas dari ajaran-ajaran agama.
·
filsafat
suatu agama atau theology membahas dasar-dasar yang terdalam tentang suatu
agama tertentu, misal theology islam, pembasannya tidak mempersalahkan
kebenaran agamanya karena sepenuhnya diterima sebagai kebenaran.
b)
Ada
yang mengatakan yang ada pada kita, yaitu hanya akal budi manusia saja,
sedangkan agama dan kepercayaan mereka dianggap kolot. Untuk pendapat ini ada
aliran filsafat rationalisme dengan tokoh-tokohnya:
·
Rene
Descartes yang terkenal dengan ucapanya “Cogito ergo sum; jepense doncje suis;
sive existo” artinya saya berfikir karena itu saya ada.
·
Benedictus
ce Spinoza. Hanya ada satu substansi yang meliputi segala sesuatu yang
dinamakannya “dues sive substantie” atau “dues sive natura” yang memiliki dua
macam bentuk, yang satu memiliki tanda kekuasaan, yang lain memiliki tanda
kesadaran.
·
Gottfried
Wilhelm Leibnitz. Terkenal dengan ajarannya “monade”, bahwa yang merupakan
kekuatan adalah gaya atau kekuatan.
c)
Menurut
filsuf Bertrand Russell: “Antara agama (theologi) dan ilmu pengetahuan terletak
suatu daerah yang tak bertuan. Daerah ini diserang baik oleh agama (theology)
maupun oleh ilmu pengetahuan. Daerah tak bertuan ini adalah filsafat”.
d)
Menurut
Prof. Nasroen SR
” Filsafat yang sejati haruslah berdasarkan kepada
agama. Apabila filsafat tidak berdasarkan kepada agama dan hanya berdasarkan
atas akal fikiran saja,maka filsafat tersebut tidak akan memuat kebenaran
objektif karena yang memberikan pandangan dan putusan adalah akal pikiran
sedangkan kesanggupan akal. pikiran itu terbatas,sehingga filsafat tidak akan
sanggup memberi kepuasan bagi manusia terutama dalam tingkat pemahamannya
terhadap yang gaib “
Agama merupakan sesuatu yang ada, karena
keberadaanya, itulah makanya agama dikatakan pengkajian filsafat.. Pandangan
filsafat menurut agama islam tertuang semuanya pada Al-qur’an yang dijadikan
sebagai pegangan dan pedoman hidup bagi orang-orang yang beriman. Karena dia
yakin bahwa semuanya. Baik hidup, mati, kapan, dan dimanapun ia berada adalah
kekuasaan dan kehendak yang maha kuasa yaitu Allah SWT.
Filsafat merupakan pertolongan yang sangat penting
pula pengaruhnya terhadap seluruh sikap dan pandangan orang, karena filsafat
justru hendak memberikan dasar-dasar yang terdalam mengenai hakikat manusia dan
dunia Dimana dapat dikatakan hubungan filsafat dengan agama diantaranya :
setiap orang
diharapkan merenung dalam hikmah untuk menjadi proses pendidikan dan
usaha-usaha pendidikan suatu bangsa guna mempersiapkan generasi muda dan warga
negara agar beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dan menjadi warga
negara sadar dan insaf tentang hidup serta mempunyai tauladan yang dapat
dijadikan prinsip dan keyakinan.
Dimana dapat
dikatakan hubungan filsafat dengan agama diantaranya adalah setiap orang
diharapkan merenung dalam hikmah untuk menjadi proses pendidikan dan
usaha-usaha pendidkan suatu bangsa guna mempersiapkan generasi muda dan warga
negara agar beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dan menjadi warga
negara sadar dan insaf tentang hidup serta mempunyai tauladan yang dapat
dijadikan perinsip dan keyakinan.
B.
Hubungan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan
Pandangan
filsafat pendidikan sama pernaannya dengan landasan filosofis yang menjiwai
seluruk kebijaksanaan pelaksanaan pendidikan. Antara filsafat dan pendidikan terdapat
kaitan yang sangat erat. Filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia dan
masyarakat, sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra tersebut. Ilmu
pengetahuan lebih menekankan kepada pengalaman keindahan dari pada penggunaan
pemikiran sebagai dari pada pengalaman. Menurut Plato hubungan filsafat dengan
filsafat pendidikan adalah :
·
Ilmu
pengetahuan lahir dari persamaan dan perbedaan filsafat, sedangkan filsafat
adalah ibu dan ilmu pendidikan.
·
Ilmu
pengetahuan lebih bersifat analisis, sedangkan filsafat bersifat sinopsis.
·
Ilmu
pengetahuan mengemukakan fakta-fakta untuk melukiskan objeknya, sedangkan
filsafat selain menekankan pada keadaan sebenarnya dan objek juga bagaimana
seharusnya objek itu.
·
Ilmu
pengetahuan memulai sesuatu dengan memakai asumsi-asumsi sedangkan filsafat
memeriksa dan meragukan segala asumsi.
·
Ilmu
pengetahuan di warnai oleh penggunaan metode eksperimen, terkontrol cara
kerjanya, sedangkan filsafat menggunakan ilmu pengetahuan.
Perbedaan filsafat dengan filsafat
pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Filsafat mempuyai objek lebih luas,
sifatnya universal. Sedangkan filsafat pendidikan objeknya terbatas dalam dunia
filsafat pendidikan saja
2. Filsafat hendak memberikan
pengetahuan/ pendidikan atau pemahaman yang lebih mendalam dan menunjukkan
sebab-sebab, tetapi yang tak begitu mendalam
3. Filsafat memberikan sintesis kepada
filsafat pendidikan yang khusus, mempersatukan dan mengkoordinasikannya
4. Lapangan filsafat mungkin sama dengan
lapangan filsafat pendidikan tetapi sudut pandangannya berlainan
Brubacher (1950)
mengemukakan tentang hubungan antara filsafat dengan filsafat pendidikan, dalam
hal ini pendidikan : bahwa filsafat tidak hanya melahirkan sains atau
pengetahuan baru, melainkan juga melahirkan filsafat pendidikan. Filsafat
merupakan kegiatan berpikir manusia yang berusaha untuk mencapai kebijakan dan
kearifan. Sedangkan filsafat pendidikan merupakan ilmu yang pada hakekatnya
jawab dari pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam lapangan pendidikan dengan
sendirinya filsafat pendidikan ini hakekatnya adalah penerapan dari suatu
analisa filosofis terhadap lapangan pendidikan.
Dalam menerapkan
filsafat pendidikan, seorang guru sebagai pendidik dia mengharapkan dan
mempunyai hak bahwa ahli-ahli filsafat pendidikan menunjukkan dirinya pada
masalah pendiidkan pada umumnya serta bagaimana masalah itu mengganggu pada
penyekolahan yang menyangkut masalah perumusan tujuan, kurkulum, organisasi sekolah
dan sebagainya. Dan para pendidik juga mengahrapkan dari ahli filsafat
pendiidkan suatu klasifikasi dari uraian lebih lanjut dari konsep, argumen
dirinya literatur pendidikan terutama dalam kotraversi pendidikan
sistem-sistem, pengujian kopetensi minimal dan kesamaan kesepakatan pendidikan.
Jadi, antara
filsafat pendidikan dan pendidikan terdapat suatu hubungan yang erat sekali
dan tak terpisahkan. Filsafat pendidikan mempunyai peranan yang amat penting
dalam sistem pendidikan karena filsafat merupakan pemberi arah dan pedoman
dasar bagi usaha-usaha perbaikan, meningkatkan kemajuan dan landasan kokoh bagi
tegaknya sistem pendidikan.
C.
Hubungan Filsafat dengan Kebudayaan
Pada dasar nya
kebudayaan adalah semua ciptaan manusia yang berlangsung dalam kehidupan dan
dijelaskan bahwa ilmu merupakan unsur kebudayaan. Pendidikan dan kebudayaan
adalah suatu hubungan antara proses dengan isi yaitu pendidikan adalah proses
pengoperan kebudayaan dalam arti membudayakan manusia fungsi pendidikan adalah
mengolah kebudayaan itu menjadi sikap bernilai tingkah laku bahkan menjadi
kepribadian anak didik.
Pendidikan tidak
hanya proses mengoper kebudayaan. Sebab hubungan pendidikan dengan kebudayaan
adalah juga hubungan nilai demokrasi maka prinsip kebebasan self respect individualitas
selt realisasi akan selalu di utamakan
Fungsi
pendidikan sebagai pengoper kebudayaan mempunyai tujuan yang lebih utama yaitu
untuk membina kepribadian manusia agar lebih kreatif dan produktif yakni mampu
menciptakan kebudayaan
Pentingnya kebudayaan
untuk mengembangkan suatu pendidikan dalam budaya nasional mengupayakan,
melestarikan dan mengembangkan nilai budaya-budaya dan pranata sosial dalam
menunjang proses pengembangan dan pembangunan nasional serta melestarikan
nilai-nilai luruh budaya bangsa. Merencanakan kegairahan masyarakat untuk
menumbuhkan kreaktivtas ke arah pembaharuan dalam usaha pendidikan yang tanpa
kepribadian bangsa.
Pengertian kebudayaan dari beberapa ahli
:
1. Taylor,
budaya adalah suatu keseluruhan komplek yang meliputi pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat dan kemampuan yang lain serta
kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat
2. Linton,
kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan
hasil tingkah laku yang dipelajari, dimana unsur pembentuknya didukung dan
diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya.
3.
Kotjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,
milik dari manusia dengan belajar
4.
Herkovits, kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hiup yang diciptakan oleh
manusia
Kebudayaan
mempunyai fungsi yang besar bagi manusia dan masyarkat, berbagai macam kekuatan
harus dihadapi seperti kekuatan alam dan kekuatan lain. Selain itu manusia dan
masyarakat memerlukan kepuasan baik secara spritual maupun materil. Manusia
merupakan makhluk yang berbudaya, melalui akalnya manusia danpat mengembangkan
kebudyaan. Begitu pula manusia hidup dan tergantung apa kebudayaan sebagai
hasil ciptaanya. Kebudayaan memberikan aturan bagi manusia dalam mengolah
lingkungan dengan teknologi hasil ciptaannya. Pendidikan mempunyai fungsi rangkap untuk
kebudayaan :
·
Menciptakan
yang belum ada melalui pembinaan manusia yang kreatif
·
Mengoperkan
kebudayaan yang sudah ada kepada generasi demi generasi dalam rangka proses
sosialisasi pribadi manusia
Dan kebudayaan
juga diharapkan dengan pendidikan yang akan mengembangkan dan membangkitkan
budaya-budaya dulu, agar dia tidak punah dan terjaga untuk selamanya. Oleh
karena itu, dengan adanya filsfat, kita dapat mengetahui tentang hasil karya
manusia yang akan menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam
melindungi manusia terhadal alam lingkungannya. Sehingga kebudayaan memiliki
peran :
1.
suatu
hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya
2.
wadah
untuk menyalurkan perasan dan kemampuan lain
3.
sebagai
pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
4.
pembeda
manusia dengan binatang
5.
petunjuk-petunjuk
tentang bagaimana harus bertindak dan berperilaku dalam pergaulan
6.
pengaturan
agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, menentukan
sikapnya jikga berhubungan dengan orang lain
7.
sebagai
modal dasar pembangunan
Pentingnya
kebudayaan untuk mengembangkan suatu pendidikan dalam budaya
nasional,mengupayakan, melestarikan dan mengembangkan nilai budaya-budaya dan
pranata sosial dalam menunjang proses pengembangan dan pembangunan nasional
serta melestarikan nilai-nilai luhur budaya bangsa. Merencanakan kegairahan
masyarakat untuk menumbuhkan kreaktivitas ke arah pembaharuan dalam usaha
pendidikan yang tanpa kepribadian bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
Zen, Zelhendri. (2011). Filsafat Pendidikan.Padang:UNP.
Sadulloh, U. 2003. Pengantar
Filsafat Pendidikan. CV Alfabeta, Bandung.
Wakhudin dan Trisnahada. Filsafat Naturalisme. (Makalah) Bandung: PPS-UPI Bandung
Komentar
Posting Komentar