PERSPEKTIF GLOBAL
Perspektif adalah
cara pandang atau cara berpikir seseorang tentang suatu obyek. Perspektif
global adalah suatu cara pandang dan cara berpikir terhadap suatu masalah,
kejadian atau kegiatan dari sudut kepentingan global, yaitu dari sisi
kepentingan dunia atau internasional. Oleh karena itu, sikap dan perbuatan kita
juga diarahkan untuk kepentingan global. Dengan kata lain, perspektif global
adalah suatu pandangan yang timbul akibat suatu kesadaran bahwa hidup ini
adalah untuk kepentingan global yang lebih luas.
Dalam cara
berpikir, seseorang harus berpikir global, dan dalam bertindak dapat secara
lokal (think globally and act locally). Sebagai pendidik, guru memerlukan suatu
pendekatan yang akan menolong siswa untuk mengarahkannya kepada kehidupan yang
kompleks dan menjauhi pengertian yang sempit tentang ruang, ras, agama, suku,
sejarah dan kebudayaaan. Istilah-istilah dan pemahaman yang sempit seperti
kesukuan, kedaerahan, barat-timur, putih-hitam, dapat memunculkan benih-benih
konflik sehingga memunculkan pertentangan dunia. Olah karena itu, guru harus
menanamkan nilai-nilai yang baik kepada peserta didik dan pemahaman bahwa
kehidupan dia dan kita adalah merupakan bagian dari kehidupan dunia.
Peran guru dalam
memahamkan nilai-nilai kebaikan adalah sebagai komunikator atau penghubung
antara peserta didik dengan dunia luar. Untuk itu seorang guru harus :
1.
Tertarik
dan peduli terhadap kejadian dan kegiatan pada masyarakat (lokal, nasional,
internasional).
2.
Proaktif
mencari informasi-informasi (nasional dan internasional).
3.
Bersifat
terbuka, menerima pembaharuan.
4.
Mampu
menyeleksi informasi sesuai dengan kebutuhan budaya Indonesia.
PENDIDIKAN GLOBAL
Pendidikan
global merupakan upaya sistematis untuk membentuk wawasan dan perspektif
mahasiswa dan perspektif siswa, karena melalui pendidikan global siswadibekali
materi secara utuh dan menyeluruh berkaitan dengan masalah global. Pendidikan
global menawarkan suatu makna bahwa kita hidup didalam masyarakat manusia,
dimana perkampungan global dimana manusia saling terhubung, baik suku, bangsa
dan batas Negara tidak menjadi penghalang dan merupakan komunitas dari
perbedaan diantara orang-orang yang berbeda bangsa.
Pendidikan
global mempersiapkan siswa untuk memahami dan mengatasi adanya ketergantungan
global dan keberagaman budaya, yang mencakup hubungan, kejadian dan kekuatan
yang tidak dapat diisikan kedalam batas-batas negara dan budaya (Hoopes,1997).
Pendidikan global memiliki tiga tujuan yaitu:
1.
Memberikan
pengalaman yang mengurangi rasa kedaerahan dan kesukuan. Tujuan ini dapat
dicapai melalui mengajarkan bahan dan menggunakan metode yang memberikan
relatifisme budaya.
2.
Memberikan
pengalaman yang mempersiapkan siswa untuk mendekatkan diri dengang keragaman
global. Kegunaan dari tujuan ini adalah untuk mendiskusikan tentang relatifisme
budaya dan keutamaan etika.
3.
Memberikan
pengalaman tentang mengajar siswa untuk berpikir tentang mereka sendiri sebagai
individu, warga negara dan masyarakat secara keseluruhan.
Pendidikan
global mempersiapkan masa depan siswa dengan memberikan keterampilan analisis
dan evaluasi yang luas. Keterampilan ini akan membekali siswa untuk memahami
dan memberikan reaksi terhadap isu internasional dan antar budaya. Pendidikan
global juga mengenalkan siswa dengan berbagai strategi untuk berperan serta
secara lokal, nasional dan internasional. Mata pelajaran harus menyajikan
informasi yang relevan untuk meningkatkan kemampuan terlibat dalam kebijakan
publik.
Oleh
karena itu, pendidikan global mengkaitkan isu global dengan kepentingan
lokal. Dengan demikian pendidikan global adalah suatu pendidikan yang
berusaha untuk meningkatkan kesadaran siswa bahwa mereka hidup pada area global
yang saling berkaitan.
DIMENSI PERSPEKTIF GLOBAL
Perspektif
global bertolak dari masalah hidup sehari-hari, misalnya masalah pendidikan,
kesejahteraan, kesehatan, pengangguran, kemiskinan, dan sebagainya. Semua
permasalahan ini berdampak pada permasalahan global. Dalam kaitannya dengan
budaya dalam era globalisasi, Makagiansar (Mimbar,1990) mengajukan empat
dimensi, yaitu :
1.
Afirmasi
atau penegasan dari dimensi budaya dalam proses pembangunan bangsa dan
masyarakat. Pembangnan akan terasa hampa jika tidak diilhami oleh kebudayaan
bangsanya. Nilai budaya suatu bangsa menjadi landasan bagi pembangunan suatu
Negara, serta merupakan alat seleksi bagi pengaruh luar yang sudah tidak
terkendali.
2.
Mengembangkan
identitas budaya dan setiap kelompok manusia berhak diakui identitas budayanya.
3.
Partisipasi,
bahwa dalam pengembangan suatu bangsa dan Negara partisipasi dari masyarakat
sangat diperlukan.
4.
Memajukan
kerjasama antarbudaya. Hal ini dimaksudkan agar ada saling mengisi, mengilhami
sehingga adanya kemajuan dan peningkatan antar budaya bangsa.
Saat
ini tidak ada suatu bangsapun yang statis dan homogen. Setiap bangsa berkembang
karena adanya interaksi dengan bangsa lain. Dengan demikian system nilai budaya
dan nilai-nilai lainnya akan saling mempengaruhi.
Sementara
itu, Hanvey (1976) dalam bukunya yang sangat terkenal “An Attainable
Global Perspective” menyebutkan 5 dimensi dari perspektif global sebagai
berikut.
1.
Perspective
consciousness
Kesadaran
dan penghargaan terhadap adanya berbagai macam pendapat yang berbeda-beda
di dunia ini.
2.
State of planet
awareness
Adanya
pengertian yang mendalam terhadap isu-isu dan peristiwa-peristiwa global.
3.
Cross-cultural
awareness
Adanya
kesepakatan yang bisa diterima secara umum dalam membuat karakteristik
budaya-budaya yang ada di dunia ini, yaitu bahwa sekalipun ada
perbedaan-perbedaan dalam budaya, namun ada banyak kesamaan yang dimiliki.
4.
Systemic
awareness
Mengetahui
akan sistem-sistem yang ada di alam, sehingga mulai mengenal kompleksnya sistem
internasional, di mana aktor-aktor negara dan aktor-aktor non-negara saling
mempengaruhi dalam berbagai macam isu yang terjadi di kawasan-kawasan yang ada
di dunia ini.
5.
Options for
participation
Mengetahui
strategi-strategi yang tepat sehingga mampu berpartisipasi dengan baik dalam
menghadapi isu-isu yang terjadi di tingkat lokal, nasional hingga
internasional.
MANFAAT PERSPEKTIF GLOBAL
Secara politis
peran negara bergeser dari penentu dan pembuat wawasan kebangsaan menjadi
penjaga stabilitas dan pengontrol politik baik di dalam maupun luar
negeri. Perlu disadari bahwa negara kita berhadapan dengan faktor luar yang
sangat kuat. Oleh karena itu, peningkatan kerja sama dengan negara lain dalam
segala bidang perlu ditingkatkan. Negara harus bersifat terbuka, karena kerja
sama dalam berbagai bidang menuntut adanya komitmen yang tinggi. Negara harus
beradaptasi dengan sistem yang terus berubah, aktif mengikuti dan
mengadakan perubahan. Berikut ini beberapa manfaat mempelajari perspektif
global.
1.
Meningkatkan
wawasan dan kesadaran para pendidik dan peserta didik bahwa
kita bukan hanya penghuni satu daerah, tetapi mempunyai
ketergantungan dengan orang lain di belahan bumi yang lain. Oleh karena itu
sikap kita harus mencerminkan “sikap ketergantungan” tersebut.
2.
Menambah
dan memperluas pengetahuan kita tentang dunia, sehingga dapat megikuti
perkembangan dunia dalam berbagai aspek terutama perkembangan iptek.
3.
Mengkondisikan
para mahasiswa untuk berpikir integral bukan general, sehingga suatu gejala
atau masalah dapat ditanggulangi dari berbagai aspek.
4.
Melatih
kepekaan dan kepedulian mahasiswa terhadap perkembangan dunia dengan segala
aspeknya.
TUJUAN PERSPEKTIF GLOBAL
Tujuan
diberikannya perspektif global menurut Marryfield, 1977 adalah :
1.
Mendorong
mahasiswa untuk mempelajari lebih banyak tentang materi dan masalah yang
berkaitan dengan masalah global.
2.
Mendorong
para guru untuk mempelajari masalah yang berkaitan dengan masalah lintas
budaya.
3.
engembangkan
dan memahami makna perspektif global baik dalam kehidupan sehari-hari maupun
pengembangan profesinya.
Berdasarkan
tujuan tersebut maka, peran guru adalah :
1.
Memberikan
bekal pengetahuan kepada siswa tentang pentingnya pengetahuan global dalam
memahami maslah-masalah tertentu.
2.
Meningkatkan
kesadaran dan wawasan anak didik sebagai landasan dalam melakukan tindakan yang
berdampak global.
3.
Memberikan
contoh dan teladan dalam aktivitas sehari-hari, yang mempunyai pengaruh
terhadap masalah global.
Lee
Anderson dan Charlotte Anderson (1979) menyatakan bahwa untuk
mempersiapkanpeserta didik agar menjadi warga negara yang baik harus
dimulai dari berbagai macam kelompok yang melibatkannya, dari yang terdekat
hingga yang terjauh, yaitu dari masyarakat lokal,nasional, hingga global. Ada 5
tujuan pokok dari perspektif global, yaitu:
1.
Mengembangkan
pengertian keberadaan mereka sebagai individu-individu yang membentuk
masyarakat.
2.
Mengembangkan
pengertian bahwa mereka merupakan anggota dari masyarakat dunia.
3.
Mengembangkan
pengertian bahwa mereka adalah penghuni planet bumi ini dan kehidupannya bergantung
pada planet bumi tersebut.
4.
Peserta
didik harus diberi pengertian bahwa mereka adalah partisipan atau pelaku aktif
dalam masyarakat global ini.
5.
Mendidik
peserta didik agar mempunyai kemampuan untuk hidup secara bijaksana dan
bertanggung jawab sebagai individu, sebagai umat manusia, sebagai insan
penghuni planet bumi ini, serta sebagai anggota masyarakat global.
MASALAH DALAM PENDIDIKAN GLOBAL
Pada
pelaksanaan pembelajaran di sekolah, guru mengalami beberapa permasalahan dalam
mengajarkan perspektif global, diantaranya:
1.
Menurut
kurikulum KTSP, dalam pelajaran IPS materinya belum membahas masalah dunia,
tetapi terbatas sampai tingkat propinsi dan sedikit tingkat Negara. Hal ini
akan menyulitkan guru untuk membicarakan dunia dengan siswa. Untuk mengatasinya,
guru dapat memulai hal-hal yang ada dilingkungan sekitar misalnya masalah
lingkungan, penduduk, kesehatan, AIDS, dan sebagainya.
2.
Masalah
global adalah masalah integral yaitu suatu permasalahan yang dapat dilihat dari
berbagai bidang ilmu. Sementara pada materi pelajaran IPS di SD masih
menitikberatkan pada materi bidang studi yaitu sejarah dan geografi.
3.
Mata
kuliah perspektif global tergolong baru, para guru belum memiliki pengalaman
cukup untuk mengajar materi persepktif global di SD.
4.
Buku
sumber untuk pelajaran perspektif global di SD masih sangat kurang sehingga
diperlukan kreatifitas yang tinggi dari guru (tidak terpaku pada buku paket
atau LKS).
Berkaitan
dengan masalah global, Merry M. Merryfield (1997 : 8)
mengemukakan pokok-pokok masalah global, yaitu:
1.
penduduk
dan keluarga berencana (population and family planning)
2.
hak
rakyat menentukan pemerintahan sendiri (self-determination)
3.
pembangunan (development)
4.
hak
asasi manusia (human right)
5.
emigrasi,
imigrasi dan pengungsian (emigration, immigration and refugees)
6.
kepemilikan
bersama secara global (the global commnos)
7.
lingkungan
hidup dan sumber daya alam (environment and natural resources)
8.
persebaran
kemakmuran
9.
teknologi
informasi
10.
sumber
daya
11.
jalan
masuk ke pasar
12.
kelaparan
dan bahan pangan
13.
perdamaian
dan keamanan
14.
prasangka
dan diskriminasi.
Isu
dan masalah diatas bukan lagi hanya dirasakan secara lokal dan regional di
tempat-tempat serta kawasan-kawasan tertentu, melainkan telah menjadi isu
dan masalah global yang dirasakan serta disadari oleh masyarakat dunia. Badan
dan lembaga dunia, baik organisasi yang merupakan bagian dari PBB maupun diluar
PBB seperti LSM (lembaga swadaya masyarakat), telah menaruh perhatian serta
kepedulian terhadap masalah-masalah global tersebut.
Berikut
ini contoh beberapa isu dan masalah global seperti penduduk dan keluarga
berencana, pembangunan, hak asasi manusia, migrasi, lingkungan dan sumber daya,
dalam pembahasan yang singkat.
1.
Penduduk
dan Keluarga Berencana
Masalah
penduduk bukan hanya merupakan masalah nasional bagi Indonesia, melainkan
juga merupakan masalah bangsa lain, baik bangsa-bangsa yang terbelakang dan
sedang berkembang, maupun bangsa-bangsa yang telah maju. Persoalan-persoalan
ketidakseimbangan antara pertumbuhan dan jumlah penduduk dengan ketersediaan
barang bahan pangan, lapangan kerja serta pemukiman yang merupakan masalah
kesejahteraan, bukan hanya masalah yang menimpa bangsa Indonesia, melainkan
dialami oleh seluruh bangsa di dunia ini. Oleh karena itu, masalah ini dapat
dinyatakan sebagai masalah global.
Salah
satu upaya untuk mengatasi masalah penduduk yaitu dengan melakukan program
keluarga berencana dengan mengatur jumlah anggota keluarga demi kesejahteraan
masing-masing keluarga. Upaya ini tidak hanya dilakukan oleh bangsa Indonesia,
melainkan juga dilakukan oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Akan tetapi, pada
kenyataannya pelaksanaan program keluarga berencana tidak selancar seperti apa
yang direncanakan dan diharapkan, melainkan masih menghadapi berbagai masalah. Oleh
karena itu, program ini selain merupakan upaya pemecahan masalah, pada
pelaksanaannya juga masih merupakan masalah global. Berkaitan dengan hal itu,
PBB sebagai organisasi dan lembaga dunia sangat memperhatikan masalah tersebut.
2.
Pembangunan
Pembangunan yang
oleh Bartelmus (1986 : 3) dinyatakan sebagai proses yang berupaya memperbaiki
kondisi hidup masyarakat, baik kondisi material maupun non material termasuk
kebutuhan-kebutuhan fisik, telah – sedang – dan akan
dilakukan oleh semua bangsa di dunia ini. Namun demikian, karena pada
pelaksanaannya melibatkan segala sumber daya, baik alam (SDA) maupun manusia
(SDM) termasuk kemampuan IPTEKnya, maka pembangunan masih banyak menghadapi
masalah. Oleh karena itu, pembangunan sebagai upaya pemecahan masalah kesejahteraan
masyarakat, pada sisi lain masih menjadi masalah. Kenyataan demikian masih
dialami oleh sebagian besar bangsa-bangsa di dunia. Dengan demikian,
pembangunan sebagai suatu masalah, juga menjadi masalah global.
3.
Hak
Asasi Manusia
Pada hakekatnya,
setiap manusia memiliki hak yang sama di segala bidang. Hak merupakan sebuah
anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang diberikan kepada umat manusia yang hidup
di muka bumi ini tanpa terkecuali. Akan tetapi, dalam kehidupan
masyarakat, hak asasi manusia ini mendapat perlakuan yang berbeda-beda
oleh pihak-pihak tertentu, sehingga terjadi pelanggaran atas HAM tersebut.
Diskriminasi ras, etnis, agama dan lain-lainnya merupakan pelanggaran terhadap
HAM. Hal tersebut dialami oleh kelompok masyarakat atau perorangan tertentu di
negara masing-masing. Masalah ini terjadi di seluruh dunia. Oleh karena itu,
HAM tidak hanya merupakan masalah lokal dan regional di tempat-tempat serta
kawasan-kawasan tertentu, melainkan juga merupakan masalah global.
4.
Migrasi
Perpindahan penduduk,
baik dalam bentuk emigrasi (ke luar dari negara
sendiri) dan imigrasi (masuk ke dalam negara tertentu) maupun dalam
bentuk pengungsian, terjadi dimana-mana di dunia ini. Faktor penyebabnya
bermacam-macam, mulai dari faktor ekonomi, bencana alam, wabah, politik sampai
pada keamanan. Bagi kelompok atau perorangan yang melakukannya, mungkin migrasi
merupakan jalan keluar dari masalah yang dialaminya. Namun bagi negara atau
kawasan yang didatangi mungkin menjadi masalah, karena menyangkut tempat penampungan,
lapangan kerja, bahan kebutuhan, dan lain sebagainya. Kita dapat menyimak dan
mengamati proses perpindahan ini dari berbagai kawasan di dunia sebagai akibat
dari berbagai masalah di negara, seperti banjir, kesulitan ekonomi dan
pertentangan politik menjadi penyebab terjadinya migrasi penduduk di kawasan
yang bersangkutan, atau dari kawasan tersebut ke negara lain. Masalah migrasi
ini telah menjadi masalah global.
5.
Lingkungan
dan Sumber Daya
Menurut UU
RI no. 4 tahun 1982, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan, makhluk hidup, termasuk di dalamnya
manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.Masalah lingkungan seperti
pencemaran, banjir, kekeringan, tanah longsor, dan sebangsanya yang
mengganggu bahkan mengancam kehidupan manusia, tidak hanya terjadi secara lokal
maupun regional di tempat-tempat atau kawasan tertentu, melainkan secara
meluas terjadi dimana-mana di permukaan bumi ini.
G.T. Miller
(1985 : 6) mengemukakan sumber daya alam adalah suatu bentuk materi
atau energi yang diperoleh dari lingkungan fisikal yang dapat memenuhi
kehidupan manusia. Dengan demikian antara sumber daya alam dengan lingkungan
itu tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kandungan, persediaan, penggalian,
pengolahan, dan pemanfaatan sumber daya, khususnya sumber daya alam, tidak
hanya menyangkut pemerintah serta negara sebagai pemilik sumber daya, melainkan
juga melibatkan negara-negara lain yang berkepentingan. Kuota produksi dan
kuota perdagangan sampai pada harga sumber daya alam tertentu yang strategis
merupakan kesepakatan bersama di antara negara-negara produsen dengan
negara-negara konsumen.
Dengan demikian,
mengenai sumber daya alam ini dilandasi oleh kesejahteraan global negara-negara
yang bersangkutan. Produksi, konsumsi, dan perdagangannya memiliki
dampak global terhadap kehidupan ekonomi, politik serta kondisi ekologi dunia.
Dalam mekanisme dan dinamika produksi, pemanfaatan, konsumsi dan
perdagangan sumber daya alam ini terjadi proses ketergantungan dan saling
keterkaitan antar berbagai negara di dunia yang berkepentingan. Kenyataan
tersebut merupakan fenomena global yang terus berkembang dari waktu ke waktu.
Pemanfaatan lingkungan dan sumber daya yang menjadi aset dunia seperti samudra
dan ruang angkasa, menuntut saling keterkaitan serta saling ketergantungan
global yang mengoptimalkan pemanfaatan aset-aset tadi. Hal tersebut harus
menjadi perhatian dan kepedulian tiap pribadi umat manusia, khususnya orang-orang
yang bertindak mengambil kebijakan dan keputusan. Disinilah letak dan kedudukan
wawasan dan kepedulian global dalam situasi kehidupan umat manusia yang makin
mendunia.
UNSUR-UNSUR PERSPEKTIF GLOBAL
1.
Penduduk
dunia : merupakan elemen penting yang menjadi subyek utama munculnya isu-isu
global.
2.
Lingkungan
: menjadi wadah atau tempat di mana penduduk dunia saling berinteraksi,
sehingga muncul isu atau permasalahan global.
3.
Iptek
: sebagai sarana utama dalam mendorong penduduk dunia dalam mengetahui berbagai
isu global.
4.
Pendidikan
perspektif global
Untuk
memberikan penjelasan lebih rinci mengenai cara pandang terhadap permasalahan
global dalam era globalisasi.
Merryfield,
Elaine Jarchow, dan Sarah Pickert (1997) mengemukakan unsure-unsur perspektif
global sebagai berikut:
1.
Kepercayaan dan
Nilai Manusia.
a.
kesadaran
perspektif.
b.
pengakuan
dampak nilai, budaya, dan pandangan dunia suatu bangsa dalam mempelajari
interaksi dengan masyarakat lain yang berbeda dari masyarakatnya sendiri.
c.
memahami
bagaimana nilai-nilai dan kepercayaan itu mendasari norma-norma social/budaya
dan konflik antar manusia.
d.
peran
kepercayaan dan nilai manusia dalam estetika, bahasa, sastra dan tradisi lisan,
dalam penggunaan sumber-sumber alam dan lingkungan, dalam teknologi, dalam
pemerintahan, dalam konstruksi sejarah.
2.
Sistem Global
a.
system
ekonomi.
b.
system
politik.
c.
system
ekologi.
d.
system
teknologi (meliputi informasi, komunikasi, trasportasi, pertanian).
e.
pengetahuan
tentang dinamika global.
f.
prosedur
dan mekanisme system global.
g.
transaksi
dalam dan antar masyarakat, bangsa, wilayah.
h.
saling
keterkaitan dalam system global yang beraneka ragam.
i.
adanya
kesadaran terhadap planet bumi.
3.
Isi-isu dan
Masalah Global
a.
kependudukan
dan isu-isu keluarga berencana.
b.
hak
menentukan nasib sendiri.
c.
isu-isu
pembangunan.
d.
isu-isu
hak asasi manusia (meliputi hak-hak wanita, penduduk asli, anak-anak).
e.
emigrasi,
imigrasi, dan pengungsi.
f.
kebiasaan
global.
g.
isu-isu
sumber daya alam/lingkungan.
h.
isu-isu
yang berhubungan dengan distribusi kesejahteraan, teknologi dan informasi,
sumber daya, pemasaran.
i.
isu-isu
yang berkaitan dengan prejudis dan diskriminasi (berdasarkan etnik, ras,
kelompok, seks, agama, bahasa, politik, dsb).
4.
Sejarah Global
a.
cepatnya
saling ketergantungan.
b.
hal-hal
yang melatarbelakangi isu-isu masa kini.
c.
budaya
asli dan perkembangannya.
d.
kontak
budaya dan peminjaman budaya.
e.
evolusi
system global.
f.
konflik
dan resolusi konflik.
g.
perubahan
dalam system global.
5.
Pemahaman/Interaksi
Lintas Budaya
a.
memahami
budaya suatu bangsa dan warisannya.
b.
memahami
ragam identitas dan loyalitas.
c.
memahami
kompleksitas keragaman budaya dan universalnya budaya.
d.
peran
budaya suatu bangsa dalam system dunia.
e.
keterampilan
dan pengalaman dalam melihat budaya suatu bangsa dari perspektif bangsa lain.
f.
pengalaman
belajar budaya bangsa lain dan dunia dari nilai-nilai dan pandangan dunia
budaya lain.
g.
memperluas
pengalaman dengan orang yang betul-betul berbeda dari budaya dirinya.
h.
kecakapan
berkomunikasi antar budaya.
i.
kecakapan
bekerja dengan orang yang berbeda budaya.
6.
Kesadaran
Pilihan Manusia
a.
melalui
individu, organisasi, masyarakat local, bangsa, wilayah, aliansi ekonomi dan
politik.
b.
tindakan
masa lalu dan kini serta alternatif di masa depan.
c.
pengakuan
kompleksitas perilaku manusia.
7.
Pengembangan
Keterampilan Evaluasi dan Analisis
a.
kecakapan
mengumpulkan, menganalisis, dan mengevaluasi informasi dari perspektif dan
pandangan yang berbeda.
b.
keterampilan
berfikir kritis (seperti kecakapan mendeteksi penyimpangan, mengidentifikasi
yang mendasari asumsi-asumsi, dsb)
c.
pengakuan
peran nilai dan pandangan dunia dalam penelitian.
d.
interaksi
antar budaya, partisipasi dan kolaborasi.
e.
kesempatan
untuk membuat dan melaksanakan keputusan.
f.
pengalaman
mengarahkan pada masalah-masalah kehidupan nyata
g.
perhatian
untuk belajar dari pengalaman.
DAFTAR PUSTAKA
Ini sangat membantu insan yg membutuhkan dan yg peduli
BalasHapusIni sangat membantu insan yg membutuhkan dan yg peduli
BalasHapusbagaimana dengan isu-isu global dalam kaitannya dengan hakekat lingkungan hidup dan ekosistem..???
BalasHapusdan apa pentingnya menjaga lingungan..??
Mengingatkan pada para pengajar dan pendidik pentingnya mengetahui perkembangan didalam negeri dan dunia internasional, dengan tidak mengabaikan jati diri bangsa sendiri
BalasHapusTerima kasih kk sdh membantu
BalasHapus